BERBAGI CONTOH PENERAPAN TAKSONOMI BLOOM REVISI
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
OLEH
DUDI WAHYUDI
Para guru khususnya guru matematika, tentu tidak asing dengan taksonomi Bloom, yaitu taksonomi yang membahas jenjang ranah kognitif. Tetapi, apakah kita sudah menerapkan taksonomi ini untuk melayani siswa dengan berbagai kemampuan dalam pembelajaran yang kita lakukan di kelas?
Dalam Panduan analisis konteks untuk satuan pendidikan yang memuat analisis standar proses, pada tahap awal kita tahu sebelum membuat silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kita perlu mengembangkan terlebih dahulu analisis mata pelajaran, analisis tujuan mata pelajaran, analisis/pemetaan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD) baru kita lanjutkan untuk melakukan proses pengembangan Silabus dan RPP serta diakhiri dengan pemenuhan standar penilaian pembelajaran. Ketika kita telaah, dalam konteks KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) pemenuhan itu berkisar pada tahap pemenuhan standar minimal kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa yaitu pada tingkatan ranah Kognitif (C)/Pengeahuan, ranah Afektif (A)/Sikap dan ranah Psikomotorik (P)/Keterampilan. Ketiga ranah ini tergambarkan sebagai bentuk kompetensi siswa dalam mata pelajaran yang sesuai dengan permendikbud no 24 tahun 2016 tentang KI dan KD..
Dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD) termuat kata kerja operasional yang merupakan kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kata kerja operasional (KKO) itu tercermin sebagai bentuk gambaran dari ketiga ranah tersebut. Pengetahuan akan KKO dalam tingkatan ranah merupakan dasar dari pengembangan silabus dan RPP untuk mencapai kompetensi minimal.
Matematika dalam KTSP memuat dua ranah yaitu ranah kognitif dan ranah Afektif. Pengembangan pembelajaran matematika dalam konteks pemahaman taksonomi Bloom sangat penting untuk dilakukan. Tetapi seringkali kita bertanya, sudahkah kita menerapkan taksonomi Bloom yang pertama dan yang revisi untuk ranah kognitif dalam pembelajaran ? Penulis yakin kita seringkali dan sudah menerapkannya dalam pembelajaran matematika….
Taksonomi Bloom digagas oleh Benjamin S. Bloom (1913 – 1999), membagi ranah kognitif menjadi 6 jenjang yaitu :
1. Pengetahuan (Knowledge / C1), yaitu kemampuan mengingat materi yang telah dipelajari dari pengalaman belajar.
2. Pemahaman (Comprehension / C2), yaitu kemampuan untuk menjelaskan arti materi pelajaran yang berupa kata, angka, dan sebab-akibat.
3. Aplikasi (Aplication/ C3) yaitu kemampuan menggunakan materi pelajaran yang telah dipelajari lewat pengalaman belajar terhadap situasi dan kondisi yang lebih konkrit.
4. Analisis (Analysis/ C4) yaitu kemampuan memecah materi menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasi materi dapat dimengerti.
5. Sintesis (synthesis/ C5) yaitu kemampuan menempatkan bagian-bagian secara bersama sehingga mambentuk sesuatu yang baru sebagai suatu kesatuan.
6. Evaluasi (Evaluation/ C6) yaitu kemampuan mengambil keputusan untuk memberikan penilaian atau pertimbangan tehadap suatu materi pelajaran sesuai dengan tujuannya.
Jenjang 1 sampai dengan 3 digolongkan sebagai keterampiln berfikir dasar (basic thinking skill), sedangkan jenjang 4 sampai dengan 6 dimasukan ke keterampilan berfikir yang lebih tinggi (higher order thinking skill). Taksonomi Bloom sangat besar manfaatnya dalam merencanakan pembelajaran dan mengorganisasi keterampilan berfikir dalam 6 jenjang, dari mulai yang paling dasar sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
Perkembangan berikutnya, Lorin W. Anderson bersama David R. Krathwohl menyadari bahwa sesungguhnya belajar itu adalah proses aktif, sehingga jenjang-jenjang dalam taksonomi Bloom semestinya juga harus menggambarkan proses aktif itu. Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001 (dalam Iriyanti) merevisi taksonomi Bloom dalam bukunya yang berjudul : A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Revisi yang mereka lakukan mencakup beberapa perubahan antara lain :
(1) Mengubah jenis kata dalam taksonomi Bloom, dari jenis kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb),
(2) Melakukan organisasi ulang urutan jenjang,
(3) Mengganti kategori pengetahuan (knowledge) menjadi mengingat (remembering), pemahaman (comprehension) menjadi memahami (understanding) dan sintesis (Synthesis) menjadi menciptakan (creating).
Lebih lengkapnya, jenjang dalam taksonomi Bloom revisi adalah sebagai berikut :
1. Mengingat (remembering)
Indikator-indikator untuk jenjang ini adalah mengenali (recognizing), mendaftar (listing), menggambarkan (describing), mengidentifikasi (identifying), menamakan (naming), meletakan (locating) dan menemukan (finding).
2. Memahami (understanding)
Indicator- indikatornya adalah menafsirkan (interpreting), mencontohkan (exemplify), merangkum (summarizing), menyimpulkan (inferring), menyatakan kembali (paraphrasing), mengklasifikasi (classifying), membandingkan (comparing) dan menjelaskan (explaning).
3. Menerapkan (Applying)
Indikator-indikatornya adalah menjalankan (implementing), melaksanakan (carrying out), menggunakan (using) dan menyelesaikan (executing).
4. Menganalisa (analyzing)
Indicator jenjang ini adalah membandingkan (comparing)
5. Mengevaluasi (evaluating)
Indikator-indikatornya adalah memeriksa (checking), membuat dugaan (hypothesizing), mengkritisi (critiquing), melakukan percobaan (experimenting), menilai (judging), menguji (testing), mendeteksi (detecting), dan memonitor (monitoring).
6. Menciptakan (creating)
Indikator-indikatornya adalah mendesain (designing), menkonstruksi (constructing), merencanakan (planning), menghasilkan (producing), menemukan (inventing), menciptakan (devising) dan membuat (making).
Dengan memahami taksonomi Bloom Revisi, kita sebagai guru matematika dapat memahami dan menerapkan jenjang-jenjang itu sesuai dengan kondisi siswa di dlam kelasnya. Beberapa kemungkinan yang dapat diterapkan dalam situasi kelas adalah :
1. Semua siswa melakukan aktivitas mengingat dan memahami, kemudian beberapa siswa dapat melakukan aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi (higher order thinking skills).
2. Beberapa siswa bekerja pada keterampilan berfikir jenjang dasar (basic thinking skills), sementara beberapa siswa lain yang lebih cepat berfikirnya bekerja pada jenjang yang lebih tinggi.
3. Beberapa siswa melakukan aktivitas jenjang dasar, kemudian mereka dapat memilih aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi.
4. Beberapa aktivitas dikatakan wajib dikerjakan (essensial), sedangkan yang lainnya digolongkan sebagai pilihan (optional).
5. Guru menerapkan proses pembelajaran diawali dengan membawa masalah yang berjenjang kemudian siswa dirangsang untuk aktif berfikir pada tingkatannya.
Beberapa diantaranya contoh penerapan taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran matematika di kelas :
1. Aspek Bilangan
Untuk jenjang pendidikan / kelas IV sekolah dasar semester 1
a. Mengingat
Buatlah daftar jenis makanan dan minuman yang dapat kamu beli dengan harga Rp 500, Rp 5.000, dan Rp 20.000.
b. Memahami
Jelaskan besaran uang rupiah yang dapat digunakan untuk membayar barang-barang tersebut.
c. Menerapkan
Hitunglah kembalian yang kamu terima jika uangmu Rp 1.000, Rp 10.000 atau Rp 20.000 untuk makanan/minuman yang kamu beli.
d. Menganalisa
Tentukan dan catat operasi hitung apa yang kamu gunakan untuk menghitung kembalian tersebut.
e. Mengevaluasi
Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah jawabanmu benar atau salah?
f. Menciptakan
Buatlah daftar pesanan makanan yang terdiri dari 3 macam makanan yang harganya mendekati atau seharga Rp 2.500, Rp 7.500 dan Rp 25.000. Hitung harga total pesananmu ! jika kamu diberikan uang sebesar Rp 50.000, hitung uang kembaliannya!
2. Aspek Geometri dan Pengukuran
Untuk kelas V SD semester 1
a. Mengingat
Apa pengertian kubus?
b. Memahami
Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk kubus?
c. Menerapkan
Guntinglah/irislah sebuah karton yang berbentuk kubus menuruti rusuk-rusuknya sehingga terbentuk jarring-jaring kotak tersebut yang disebut juga jarring-jaring kubus.
d. Menganalisa
Ada berapa banyak jarring-jaring kubus yang terbentuk? Untuk keperluan ini kamu bisa menggunakan kertas berpetk untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk yang berbeda.
e. Mengevaluasi
Jelaskan alasanmu mengatakan banyaknya jarring-jaring kubus di atas.
f. Menciptakan
Ciptakn suatu desain kotak kado berbentuk kubus dari lembaran karton seperti ini! (guru dapat memilih karton yang berbentuk bangun datar tidak teratur yang ada rincian ukurannya). Gambar sketsa jarring-jaringnya dan berilah alasan mengapa kamu memilih jarring-jring tersebut!
3. Aspek Geometri
Untuk kelas VIII SMP semester 2
a. Mengingat
Sebutkan dua bentuk bangun ruang. Catatlah komponen-komponen bangun itu!
b. Memahami
Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk-bentuk bangun itu!
c. Menerapkan
Gambarlah bangun-bangun tersebut dan tentukan ukurannya. Hitunglah luas permukaan dan volum bangun itu.
d. Menganalisa
Unsur- unsure apakah yang harus diketahui supaya kamu dapat menenukan volume dan luas permukaan bangun tersebut? Catatlah!
e. Mengevaluasi
Jelaskan alasan mengapa barng-barang yang kamu contohkan mengambil bentuk bangun-bangun itu.
f. Menciptakan
Ciptakan barang-barang yang mengambil bentuk bangun-bangun ruang yang kamu sebutkan sebelumnya. Gambar desainnya dan berilah keterangan yang menjelaskan ukuran barang-barang itu dan manfaatya.
4. Aspek Aljabar
Untuk kelas X SMA semester 1
a. Mengingat
Sebutkan dua jenis fungsi yang kamu ketahui.
b. Memahami
Tuliskan contoh bentuk umum fungsi-fungsi tersebut sebagai fungsi dalam x dan berikan contoh khusus.
c. Menerapkan
(a) Gambarkan grafik masing-masing contoh itu dalam koordinat cartesius.
(b) Tentukan persamaan grafik fungsi berikut ini! (guru memberikan gambar grafik fungsi linear, kuadrrat dengan beberapa informasi yang dibutuhkan).
d. Menganalisa
Jika kita mau menentukan rumus suatu fungsi yang bentuk grafiknya terbatas, syarat apa yang har us ditambahkan?
e. Mengevaluasi
Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah jawabanmu benar atau salah?
f. Menciptakan
Buatlah suatu gambar benda-benda dalam khidupan sehari-hari (missal gambar rumah, perahu, orang dll), yang terdiri dari 3 jenis fungsi yang kamu sebutkan sebelumnya dalam koordinat cartesisus! Berilah penjelasan rumus fungsi yang kamu gunakan beserta domainnya untuk masing-masing grafik.
Catatan ;
Kegiatan ini juga dapat dirancang untuk siswa SD dengan syarat sudah pngenalan koordinat kartesius dan siswa SMP hanya untuk fungsi linear saja dengan pertanyaan yang dikembangkan lagi.
Proses penerapan taksonomi Bloom Revisi tentu saja harus dianalisis tingkat kebutuhan dan karakteristis siswa/peserta didik yang kita ajar, proses pengetahuan gambaran awal kemampuan siswa tertera dalam Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) khususnya intake siswa.
Tidak bermaksud untuk menggurui, tulisan ini hanyalah sepenggal gambaran dari penerapan taksonomi Bloom revisi dalam pembelajaran matematika yang sebetulnya dapat lebih kita kembangkan lagi mulai dari jenjang berfikir dasar sampai ke jenjang berfikir lebih tinggi. Akan terasa manfaatnya ketika kita mulai mencoba untuk menerapkannya tidak hanya tahu dan memahami tentang taksonomi Bloom revisi. Pepatah bijak mengatakan “Tuliskan apa yang akan kita lakukan dan Lakukan segera apa yang telah kita tuliskan” demi pengembangan kemampuan peserta didik kita khususnya bidang matematika. Amien.
Referensi
_____________. 2006. Lampiran Permendiknas no. 22 dan 41 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Proses untuk mata pelajaran matematika SD, SMP dan SMA. Jakarta : Depdiknas.
Setiawan, dkk. 2008. Pengembangan pembelajaran dan penilaian untuk memfasilitasi Higher Order Thinking. Bahan ajar Diklat Guru Pengembang Matematika SMA jenjang Lanjut. Yogyakarta : PPPPPTK Matematika.
Iriyanti, P. 2008. Taksonomi Bloom Revisi. Yogyakarta : PPPPPTK Matematika.
Komentar